Breaking News

My Love Sayaka

My Love Sayaka

 Cerpen Karangan: 
Kategori: Cerpen Cinta Segitiga, Cerpen Jepang, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 2 April 2018

Aku adalah seorang penulis novel pemula, suatu hari aku sedang menulis sebuah Novel di tepi sungai yang indah. Lalu tiba tiba ada seorang gadis duduk di sampingku, gadis itu memandangku dengan senyum yang indah nan manis. Dia pun mulai memperkenalkan diri.

“Hai… aku tidak pernah melihatmu di sini?” sapa gadis itu
“oh maaf aku memang kadang ke sini untuk menulis cerita novelku” jawabku
“oh begitu… Kenalkan aku Sayaka Aoki, aku baru saja pindah ke perumahan dekat sungai ini” katanya
“aku Izumi Kenji, aku dari SMA Hiramaru, rumahku di daerah menara tinggi” jawabku

  Lalu kami mulai mengobrol mengenai beberapa hal dan hobi kami. Kami bisa berteman hanya dalam 1 jam lebih. Akhirnya setelah aku bertemu dengan dia aku pulang ke rumah, aku segera menyelesaikan PR ku dan melanjutkan novel yang tadi belum kuselesaikan.

Esok harinya aku berangkat bareng temen deketku namanya Kudo Saito. Dia memang seperti orang yang pemalas tapi dia pintar dalam berbagai pelajaran disekolah. Bahkan dia peringkat 5 se sekolahan.
“oi Izumi…” sapa Kudo
“hoi… kudo aku boleh pinjem PR kemaren.. hehehe ada yang belum aku kerjakan karena susah” kataku
“baiklah, tapi nanti balikin ya sebelum pelajaran dimulai” katanya
“siap!” jawabku

Lalu kami berjalan menuju sekolah melalui tepi sungai tempat kemarin aku bertemu sayaka. Dan anehnya aku bertemu Sayaka dengan baju seragam yang sama dengan sekolahku. Dia Nampak cantik dengan kacamata dan rambutnya yang bergelombang. 

“loh sayaka, kau juga sekolah di Hiramaru?” tanyaku
“oh.. selamat pagi Izumi, iya kemarin ayahku bilang dia mendaftarkanku di SMA Hiramaru” jawabnya
“Oi… Izumi dia ini siapa?” Tanya Kudo
“O… ini gadis yang bertemu aku di pemantangan ini kemarin namanya Sayaka” kataku
“salam kenal… kau temannya Izumi ya…? siapa namamu?” Tanyanya
“kenalkan a…aku.. ku..kudo Saito, rumahku ada di samping rumah Izumi, dan aku ada di kelas 2-5” kata kudo
“wah berarti kita satu kelas dong… Kalau Izumi kamu di kelas apa?” Tanya sayaka
“aku di kelas 2-4, hmh… Ini pertama kalinya aku berbeda kelas dengan kudo sejak kami SD” jelasku
“o.. jadi kalian teman sejak kecil…, ya sudah ayo kita berangkat bersama” ajak sayaka
Lalu kami berjalan bersama untuk ke sekolah. Sayaka bercerita kalau dia pindah karena Ayahnya ada pekerjaan di sini. 

Setelah sampai di sekolah kami mulai berpisah dan masuk kelas masing masing. Aku segera mencontek buku yang Kudo pinjamkan. Di kelas 2-5 Kudo duduk bersebelahan dengan Sayaka karena Kudo tidak duduk dengan siapapun selama di kelas 2-5. 

Bel pulang pun berbunyi, kami memutuskan untuk belajar bersama di pemantangan sungai setelah pulang sekolah ini. Sesampainya di pemantangan aku meninggalkan Kudo dan Sayaka untuk membeli beberapa cemilan. Lalu Kudo dan Sayaka mengobrol mengenai keseharian mereka.

  “ngg.. anu.. Kudo, kamu biasanya ngapain aja kalau sedang tidak ada kerjaan?” Tanya Sayaka
“hmh.. aku biasanya Cuma membaca komik dan pergi main dengan Izumi, kalau kau bagaimana?” Tanya kudo
“wah komik… kamu suka komik apa? apa kamu suka anime?” Tanya Sayaka lagi
“Aku hanya suka sedikit komik, kalau anime mungkin Izumi suka. Dia itu sudah seperti orang yang berbeda kalau sudah bicara soal anime” jelas Kudo
“Wah jadi Izumi selain penulis novel dia juga Otaku ya…” kata Sayaka

Setelah mengobrol sedikit mengenai aku dan Kudo, aku datang membawa cemilan untuk belajar. Kami mengerjakan PR bersama, tapi kadang aku sedikit disinggung oleh Sayaka mengenai anime, dia tau kalau aku seorang otaku. Setelah mengerjakan PR kami saling bertukar nomor handphone. Lalu kami pulang, sesampainya dirumah aku mengajak Sayaka untuk pergi ke bunkasai anime. Atau festival khusus para otaku dan penyuka anime. Sayaka setuju dengan hal itu, lalu pada hari minggu aku mengajak Kudo juga walupun Kudo hanya sedikit menyukai komik. Kami berjalan bersama, aku menggandeng tangan Sayaka dan sayaka menggandeng tangan Kudo. Dalam hati aku berfikir aku sangat senang bisa menggandeng tangan seorang cewek otaku. Kami mulai berjalan menyusuri lokasi bunkasai.

“O iya Sayaka.. kamu suka anime apa?” tanyaku
“aku suka anime bergenre romansa romansa…” jawabnya
“haha wajarlah seorang wanita menyukai anime romansa, kalau ku suka sekali genre Fanstasy action. Karena pertarungan dengan kekuatan fantasy begitu unik hahaha” kataku
“(hmh… mau berapa lama mereka mau bercerita anime ya?)” kata kudo dalam hati. 

Lalu aku pergi meninggalkan mereka berdua untuk membeli takoyaki dan aneka makanan lainnya. Tapi saat aku pergi Kudo mulai berbicara serius dengan Sayaka.
Entah pembicaraan apa tapi aku tetap mengintai mereka dari jauh. Tapi ternyata itu pembicaraan mengenai perasaan Kudo kepada Sayaka. 

“Sayaka…!” Kata Kudo dengan suara yang meyakinkan
“Ada apa Kudo?” Tanya sayaka
“aku… aku sebenarnya…” kata Kudo dengan agak gugup
Lalu tiba tiba Kudo memeluk Sayaka dengan kuat dan mengatakan perasaannya di depan banyak orang.
“Aku menyukaimu…” kata Kudo
“a… apa… anu… bisa… lepaskan aku…?” kata sayaka
Tiba tiba Sayaka menangis dan berlari, aku langsung mengejar Sayaka dan mengatakan pada Kudo kalau dia orang yang bodoh dalam menyatakan cinta. Kudo telah mempermalukan Sayaka di depan umum. Pada akhirnya aku bilang kepada Kudo kalau di antara kita terjadi persaingan cinta. 

Setelah itu aku menemukan Sayaka
“Sayaka… apa kau tidak apa apa?” tanyaku
“Pergilah… aku tidak mau mengenalmu maupun Kudo lagi…” Usir Sayaka dengan marah
Lalu aku meninggalkan dia karena mungkin dia sedang ingin sendiri. Kami akhirnya berpencar di bunkasai itu dan pulang sendiri sendiri.

  Semenjak kejadian itu hubungan pertemanan kami bertiga makin renggang. Lalu saat aku ada di perpus sekolah aku disuruh guru penjaga perpus meletakan buku bekas ke gudang, ternyata bukan hanya aku ada Kudo dan Sayaka juga yang disuruh. Akhirnya kami berjalan bersama sambil bawa buku tanpa mengucap sepatah kata pun. Tapi akhirnya aku memberanikan diri untuk ngajak ngobrol mereka.

“hey… temen temen…” kataku dengan nada agak murung “Aku pengen kita kaya dulu lagi” tak ada jawaban sama sekali. Tapi Kudo akhirnya menjawab juga
“aku juga capek Izumi… Kadang aku bosen kalo gak ada temen… baca komik doang gak bikin aku semangat lagi” kata Kudo
“serius… hahaha. Kalo sayaka gimana?” tanyaku
“a…aku juga gak papa lah… aku juga mencoba melupakan yang kemarin” kata Sayaka
“Hore.. hhahahaha” kataku
Akhirnya kami bisa berteman kembali seperti sedia kala karena ibu penjaga perpustakaan. Jadi pada sore setelah pulang sekolah kami memutuskan untuk pergi minum teh bersama di kedai the dekat menara tinggi.

Kami pun mulai cerita cerita kegiatan selama kami masih saling mendiamkan. Aku lalu tertawa mendengar cerita dari Kudo dan sayaka begitu pula dengan mereka yang mendengarkan ceritaku. Pada akhirnya semua bisa kembali, lalu kami pulang bersama. Sayaka pulang melewati rumahku dan rumah Kudo, kami mengantarnya sampai stasiun kereta api. Tapi malah Sayaka dicopet saat di Stasiun.
“Tolong!! Ada pencuri!!” teriak sayaka
“Kudo ayo kejar!!” kataku 

Kami berusaha mengejar tapi dia terlalu cepat berlari, tapi karena aku cukup hebat bermain basket aku melempar pencurinya dengan buku Novel yang sangat tebal. Aku melempar buku dengan gaya seperti memasukan bola ke dalam ring basket. Untungnya tepat mengenai pencuri itu, dan akhirnya pencurinya dibawa ke kantor polisi. Lalu sayaka langsung menggenggam erat tanganku, dan mengucapkan terima kasih. Setelah itu kami menjalani aktifitas seperti biasa. 

Esok harinya aku berangkat ke sekolah, tapi kali ini beda. Sekolahku mengadakan pertandingan basket antar sekolah menengah atas di seluruh kota. Jadi aku berangkat agak pagi sehingga sampai sekolah tidak terlambat. Lawan pertama SMA kami adalah SMA Haruiki. 

“Jhon umpan bolanya ke aku!” kataku
“wow teknik yang hebat dari Izumi, dan dia langsung shooting dan… masuk! Kedudukan berakhir… SMA Hiramaru maju ke babak selanjutnya!!” kata komentator 

“wow pertandingan yang hebat Izumi…” puji Kudo
“terima kasih Kudo, tapi aku kurang puas hanya dengan hasil 82-78” kataku
“tenang saja jika kita berhasil masuk final pastilah lawan kita SMA nizuma, mereka itu SMA yang sudah 2x memenangkan kejuaraan nasional. Kita akan kesulitan nantinya” kata Kudo
“kau sudah berjuang keras… Izumi” puji Sayaka 

Lalu pertandingan terus berlanjut, SMA kami berhasil mengalahkan Semua Lawan kami sampai kami masuk ke Final bertemu dengan SMA Nizuma. Pertandingan Final pun dimulai pukul 4 sore.
“berjuanglah izumi!!” teriak Sayaka dan Kudo 

“Izumi mengumpan kepada Ryuga… kembali ryuga kepada Jhon dan Jhon Shooting… Tapi tidak masuk sayang sekali…” kata komentator
“Priiiiittt!!!” tiupan peluit pertanda berakhirnya pertandingan 

SMA Hiramaru berada di posisi kedua setelah dibantai SMA nizuma dengan skor 105-93. Aku cukup kecewa, tapi bagaimana lagi SMA Nizuma memang kuat. Setelah pertandingan aku pulang dan menginap di rumah Kudo untuk mengerjakan PR akhir semester. Lalu keesokan harinya aku melakukan kencan dengan Sayaka, tapi ini bukan berarti kami pacaran. Kami pergi bersama untuk membeli DVD anime bersama. Kami berjalan dengan santai, kami pun membeli anime dan menontonnya di tepi sungai dekat rumah Sayaka dengan menggunakan laptopku. Kami menonton anime movie yaitu “5cm per second” saat kejadian sedih dalam anime itu sayaka mulai menitihkan air mata. Aku mengusap air mata Sayaka dengan sapu tanganku. Saat itu sayaka melihatku dengan senyum manisnya. Dan pada sore hari itu pun aku berkata pada sayaka. 

“Sayaka… A… Ai..” kataku agak gugup
“ada apa Izumi?” tanyanya heran
“Aishi… teru… Sayaka” kataku dengan perasaan yang sangat gugup
“ha… Izumi… kamu…” kata sayaka
Lalu Sayaka menangis tapi dia tersenyum. Lalu dia menjawab kata kataku.
“watashi mo… Aishiteru…!” katanya dengan agak lantang
Akhirnya kami saling menyatakan perasaan dan kami berpegangan tangan, tapi saat kejadian itu Kudo tepat ada di belakang kami, dan dia bilang kami cocok sebagai pasangan walau hatinya pun tertusuk. 

“Maaf Kudo…” Kata Sayaka
“Tidak apa apa sayaka… Izumi lebih pantas mendapatkanmu… Izumi… Kamu menang mendapatkan hati Sayaka…” kata Kudo sambil tersenyum manis
“Kudo… Terimakasih… Aku harap kita tetap bisa berteman…” kataku
Lalu kami berdua memeluk Kudo sebagai tanda persahabatan kami tidak pernah retak. Akhirnya Matahari menjadi saksi kalau kami berpacaran dan kami pulang dengan senang dibawah bintang yang bersinar terang menghiasi langit.

  THE END

Tidak ada komentar