5 Kuliner dengan Nama Vulgar Ini Ternyata Rasanya Enak, Lho!
"Apalah arti sebuah nama? Andaikata kamu memberikan nama lain untuk bunga mawar, ia akan tetap berbau wangi."
Kata-kata mutiara dari William Shakespeare ini begitu erat kaitannya dengan bahasan kita kali ini. Meskipun memiliki nama yang berkonotasi negatif dan cenderung vulgar, namun makanan-makanan di bawah ternyata enak, lho! Nah, kali ini saya akan membahas beberapa kuliner dengan nama jorok, tapi rasanya lezat bukan main. Contohnya seperti mi pentil, es dawet jembut kecabut, hingga mem*k! Eits, ingat! Jangan ngeres dan baca sampai habis biar nggak salah kaprah, ya!
1. Mem*k
Mamem*k atau lebih dikenal dengan "mem*k" merupakan kudapan tradisional khas Simeulue, Aceh. Meskipun namanya mirip alat kelamin wanita, namun secara harfiah mem*k memiliki arti menguyah atau menggigit dalam bahasa Simeulue. Bentuknya seperti bubur yang terbuat dari beras ketan, pisang, santan, garam dan gula. Kudapan ini termasuk hidangan istimewa karena biasa disajikan ketika pesta atau saat tamu penting bertandang ke rumah. Hmm, kelihatannya menarik ya? Jadi pengin nih nyobain mem*k!
2. Kue Tolpit
Tolpit merupakan akronim dari kont*l kejepit. Nama yang cukup frontal memang. Kue asal Bantul ini sekilas tampak terlihat seperti kandung kemih kaum Adam. Bahan baku pembuatan tolpit cukup sederhana, yakni tepung beras dan gula Jawa. Salah satu indikator bahwa tolpit enak adalah memiliki warna cokelat kehitamanyang mencerminkan tingkat kematangan sempurna antara komposisi tepung beras dan gula Jawa yang pas.
3. Kue Tete
Kue Tete atau lebih sering dikenal dengan Kue Aoe merupakan jajanan pasar yang terbuat dari tepung beras dan tepung terigu. Warnanya hijau dan memiliki bentuk yang cembung di tengahnya. Kudapan ini merupakan salah satu street food yang cukup digandrungi karena rasanya manis, gurih, dan juga empuk.
4. Mie Pentil
Jika sebelumnya ada nama tete, kuliner ini malah mengadopsi nama pentil. Namun, pentil yang dimaksud di sini bukan merujuk kepada puting payudara kaum Hawa, melainkan karet yang terdapat pada roda sepeda. Tekstur mie ini berbentuk seperti karet dan panjang. Hidangan ini biasanya dapat ditemukan di daerah Bantul.
5. Es Dawet Jembut Kecabut
Mendengar namanya saja sudah bikin ngilu, apalagi rasanya? Eits, jangan skeptis dulu ya! Meskipun namanya terdengar vulgar, namun sebenarnya nama itu merupakan akronim dari asal daerah nama makanan tersebut, yakni Jembatan Butuh, Kecamatan Butuh, Purworejo. Proses pembuatan dawet atau cendol hitam khas Purworejo ini dilakukan tanpa menggunakan bahan pewarna buatan. Rasanya benar-benar manis dan segar banget!
Kata-kata mutiara dari William Shakespeare ini begitu erat kaitannya dengan bahasan kita kali ini. Meskipun memiliki nama yang berkonotasi negatif dan cenderung vulgar, namun makanan-makanan di bawah ternyata enak, lho! Nah, kali ini saya akan membahas beberapa kuliner dengan nama jorok, tapi rasanya lezat bukan main. Contohnya seperti mi pentil, es dawet jembut kecabut, hingga mem*k! Eits, ingat! Jangan ngeres dan baca sampai habis biar nggak salah kaprah, ya!
1. Mem*k
Mamem*k atau lebih dikenal dengan "mem*k" merupakan kudapan tradisional khas Simeulue, Aceh. Meskipun namanya mirip alat kelamin wanita, namun secara harfiah mem*k memiliki arti menguyah atau menggigit dalam bahasa Simeulue. Bentuknya seperti bubur yang terbuat dari beras ketan, pisang, santan, garam dan gula. Kudapan ini termasuk hidangan istimewa karena biasa disajikan ketika pesta atau saat tamu penting bertandang ke rumah. Hmm, kelihatannya menarik ya? Jadi pengin nih nyobain mem*k!
2. Kue Tolpit
Tolpit merupakan akronim dari kont*l kejepit. Nama yang cukup frontal memang. Kue asal Bantul ini sekilas tampak terlihat seperti kandung kemih kaum Adam. Bahan baku pembuatan tolpit cukup sederhana, yakni tepung beras dan gula Jawa. Salah satu indikator bahwa tolpit enak adalah memiliki warna cokelat kehitamanyang mencerminkan tingkat kematangan sempurna antara komposisi tepung beras dan gula Jawa yang pas.
3. Kue Tete
Kue Tete atau lebih sering dikenal dengan Kue Aoe merupakan jajanan pasar yang terbuat dari tepung beras dan tepung terigu. Warnanya hijau dan memiliki bentuk yang cembung di tengahnya. Kudapan ini merupakan salah satu street food yang cukup digandrungi karena rasanya manis, gurih, dan juga empuk.
4. Mie Pentil
Jika sebelumnya ada nama tete, kuliner ini malah mengadopsi nama pentil. Namun, pentil yang dimaksud di sini bukan merujuk kepada puting payudara kaum Hawa, melainkan karet yang terdapat pada roda sepeda. Tekstur mie ini berbentuk seperti karet dan panjang. Hidangan ini biasanya dapat ditemukan di daerah Bantul.
5. Es Dawet Jembut Kecabut
Mendengar namanya saja sudah bikin ngilu, apalagi rasanya? Eits, jangan skeptis dulu ya! Meskipun namanya terdengar vulgar, namun sebenarnya nama itu merupakan akronim dari asal daerah nama makanan tersebut, yakni Jembatan Butuh, Kecamatan Butuh, Purworejo. Proses pembuatan dawet atau cendol hitam khas Purworejo ini dilakukan tanpa menggunakan bahan pewarna buatan. Rasanya benar-benar manis dan segar banget!
Tidak ada komentar