Makna di Balik Desain Ibu Kota Baru
Desain ibu kota baru pun sudah dibeberkan dalam dokumen gagasan rencana dan kriteria desain ibu kota baru dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dalam desain tersebut, tata letak ibu kota baru sudah mulai tergambar seperti letak istana negara, monumen Pancasila, rumah menteri dan sebagainya yang akan disesuaikan dengan konsep Forest City.
Lalu, apa makna desain yang dipilih tersebut?
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan, desain awal tersebut dibuat berdasarkan tiga prinsip yakni identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), prinsip keberlanjutan, dan prinsip kota modern.
"Jadi ada tiga prinsip bahwa secara keseluruhan dia harus menggambarkan identitas bangsa kita. Yang kedua, kata kuncinya adalah keberlanjutan atau sustainability, dan ketiga berkaitan dengan isu kota modern," ungkap Danis kepada detikFinance, Kamis (22/8/2019).
Untuk prinsip pertama yakni identitas NKRI menurut rancangan akan diwujudkan dengan membangun monumen Pancasila, karena Pancasila merupakan ideologi negara dan akan dijadikan sebagai simbol negara di ibu kota baru. Sehingga, nantinya dengan ada monumen Pancasila ini dapat menghimpun keberagaman sesuai Bhineka Tunggal Ika dan memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Selain monumen Pancasila, tata letak istana negara dan gedung-gedung lembaga pemerintahan yang sudah mulai terlihat penggambarannya di desain ibu kota baru juga akan mencerminkan identitas negara.
"Secara keseluruhan dia harus menggambarkan identitas bangsa kita. salah satunya Pancasila, negara kesatuan, hubungan NKRI, hierarki pemerintahan, nomor satu ya, identitas bangsa," ujar Danis.
Kedua, yakni prinsip berkelanjutan atau sustainability ini yang menjadi latar belakang dipilihnya konsep Forest City. Keberlanjutan ini, kata Danis, berhubungan dengan lingkungan. Ibu kota baru ini nantinya akan berorientasi pada lingkungan.
"Sustainability ini berhubungan dengan lingkungan. Kita harus menjaga lingkungan, kotanya yang berorientasi pada lingkungan dijabarkan pada (desain) itu. Yang pasti, kita tidak menghilangkan kawasan hijau di sana, kalau perlu menambah, nggak ada pikiran mengurangi," terangnya.
Ketiga, yakni prinsip kota modern atau smart city. Desain awal ibu kota baru ini dibuat dengan sistem transportasi publik yang modern, sistem perairan yang modern dan sebagainya. Danis mengatakan, ibu kota baru ini akan dirancang sebagai kota masa depan.
"Berkaitan dengan isu kota modern, smart technology, smart city, dari pengelolaan teknologi. Karena kita bicara future, bukan ibu kota sekarang, dalam pengelolaan nanti, infrastruktur, infrastruktur transportasi, infrastruktur air bersih, smart water management dan sebagainya," papar dia.
Hal tersebut berkesinambungan dengan konsep dari dokumen perencanaan ibu kota baru Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).
Dari dokumen tersebut disampaikan, nantinya di ibu kota baru sistem atau teknologi energi terbarukan juga menjadi komponennya. Ibu kota baru ini akan menggunakan sumber energi terbarukan dan juga rendah karbon seperti solar, gas, dan sebagainya.
Untuk mengefisiensi dan mengonservasi energi ini, diperlukannya desain bangunan hijau melalui penerapan sistem manajemen sirkulasi air, sistem pencahayaan kota yang efisien, dan juga sistem pendinginan di distrik-distrik kota.
Lalu, tak lupa juga dengan pembangunan kota yang berorientasi pada transportasi publik publik berbasis rel seperti Moda Raya Terpadu (MRT) yang juga merupakan rencana pemerintah untuk menjadi sarana transportasi publik di ibu kota baru.
Simak Video "Realisasi Pemindahan Ibu Kota Didesak Tahun Ini Juga "
(dna/dna)
Tidak ada komentar