Malcolm Browne, Saksi Aksi Protes Pembakaran Diri Sampai Mati
Pada Juni 1963, kebanyakan orang Amerika tidak mengetahui letak negara Vietnam di peta. Tapi tidak akan ada yang melupakan nama negara Asia yang dilanda perang itu setelah fotografer Associated Press Malcolm Browne memotret Thich Quang Duc yang membakar dirinya di jalan Saigon.
Bakar diri dilakukan sebagai protes terhadap kebijakan pro-katolik oleh rezim Vietnam Selatan dan diskriminasi terhadap umat Buddha. Hal itu adalah tanggapan terhadap pelarangan bendera umat Buddha yang berselang hanya 2 hari setelah Diem mengadakan upacara terbuka yang menampilkan salib, sebelumnya dia menyatakan dalam pemerintahannya dia mendedikasikan Vietnam hanya untuk Yesus dan Gereja Katolik.
Pada 11 Juni 1963, biksu Buddha Thich Quang Duc membakar dirinya hingga mati di persimpangan jalan kota Saigon. Itu dilakukan sebagai protes terhadap undang-undang diskriminatif umat Buddha oleh rezim Presiden Diem. Peristiwa itu diabadikan dalam foto oleh Malcolm Browne, salah satu wakil wartawan yang ketika itu berada di kota Saigon.
Pada tanggal 10 Juni 1963 jam 9 malam, perwakilan Pagoda Xi Loi memanggil Browne untuk memperingatkannya tentang aksi protes yang akan berlangsung keesokan paginya. Salah seorang menghubungi Browne dan memberitahu untuk segera datang karena ada hal penting yang akan terjadi.
Pada 11 Juni 1963 pukul 7 pagi, Browne tiba di Pagoda Tu Nghiem, 10 menit lebih awal sebelum aksi protes itu dimulai. Pada tanggal 11 Juni 1963 jam 8 pagi, 350 biksu dan biksuni membacakan mantra pemakaman sebelum demonstrasi.
Pada 11 Juni 1963 pukul 9 pagi, para pengunjuk rasa umat Buddha memenuhi jalan dan semua bergerak ke arah Pagoda Xa Loi. Aksi unjuk rasa mencapai pusat Saigon. Tiga biksu muncul dari dalam mobil yang akan memimpin prosesi dan mengeluarkan jerigen 5 galon penuh bahan bakar. Biksu Buddha Quang Duc duduk di tengah persimpangan dalam posisi lotus sebuah meditasi Buddha tradisional.
Dia duduk dan dengan tenang menunggu, sementara dua biksu lainnya menuangkan bensin di atas kepalanya. Thich Quang Duc menyalakan korek api dan membakar dirinya sendiri. Biksu dan biksuni lainnya memandang Quang Duc terbakar sampai mati. Quang Duc ambruk meninggal. Dia sama sekali tidak berteriak kesakitan. Wajahnya tampak tenang sampai nyala api menghitamkan seluruh tubuhnya sehingga tidak orang yang mengenalinya lagi.
Setelah api padam seorang biksu mendoakan jasad Quang Duc sebelum dipindahkan ke peti mati dan dibawa ke pagoda terdekat. Pada 11 Juni 1963 pukul 10 pagi, para biksu membungkus tubuh Quang Duc dengan jubah mereka sendiri. Setelah pembakaran selesai, terlihat para biksu mencegah truk pemadam kebakaran mendekati tempat kejadian.
Sebelum aksi pembakaran tersebut Quang Duc ingin menyampaikan pesan kepada Presiden Ngo Dinh Diem untuk menaruh perhatian pada orang-orang di negara ini dan menerapkan kesetaraan agama untuk mempertahankan tanah air. Foto-foto Browne dengan cepat tersebar dan ditampilkan di halaman depan surat kabar di seluruh dunia. Untuk pertama kalinya, kata Vietnam terucap di bibir semua orang ketika sebelum hari itu kebanyakan orang Amerika belum pernah mendengarnya.
Bahkan presiden Amerika John F Kennedy sampai melontarkan pernyataan bahwa tidak ada berita dalam sejarah yang menghasilkan begitu banyak emosi dari seluruh dunia kecuali foto Quang Duc yang membakar diri. Malcolm Browne mendapat penghargaan atas fotonya dari press dunia tahun 1963. Dan hadiah Pulitzer pada tahun 1964.
Aksi bakar diri kemudian dianggap sebagai titik balik dari jatuhnya rezim Diem. Pada tanggal 1 November 1963, Presiden Diem ditemukan tewas ditembak oleh seorang nasionalis Vietnam. Dengan sebuah percikan api, Thich Quang Duc telah membantu menggulingkan pemerintahan. Sekarang, foto Burning Monk telah menjadi simbol universal untuk pemberontakan dan perjuangan melawan ketidakadilan.
Tidak ada komentar