SHIOULAR.COM
JUMLAH TUNAWISMA HONGKONG YANG BERMALAM DI MCDONALD''S TERUS BERTAMBAH ..
FENOMENA KEHADIRAN MCSLEEPER, TUNAWISMA YANG MEMILIH BERMALAM DI MCDONALDS, DI HONGKONG.
SHIOULAR.COM - Jumlah tunawisma di HongKong yang menghabiskan malam di restoran siap saji 24 jam , McDonald's, meningkat 50 persen dalam tiga tahun.
Dilansir dari SCMP, Minggu (4/3/2018), Organisasi Komunitas Sosial (SocO) menyebutkan, ada 384 orang yang tidur di Mcdonald's, lebih banyak dibandingkan 2015 sebenyak 256 orang.
McSleepers, sebutan bagi warga yang tidur di McDonald's, mencari penampungan untuk bermalam di restoran asal Amerika Serikat itu di seluruh kota.
Surver dari SoCO menunjukkan, sekitar 13 perempuan juga menjadi bagian kelompok orang yang menjadi bagian kelompok orang yang menjadi Mcsleepers.
Mereka menganggap bermalam di gerai restoran siap saji lebih aman. Alasan lainnya, restoran juga menyediakan pendingin udara dan bersih.
Seorang perempuan berusia 48 tahun yang tidak mau disebutkan namanya mengaku telah tidur di McDonald's cabang Hung Hom sejak 2016.
Dia meninggalkan tempat penampungan yang dijalankan oleh lembaga amal di Wan Chai, setelah masa tinggalnya melebihi tiga bulan.
"Saya tidak ingin tinggal disana. Ada banyak perundangan, pencurian, dan pelecehan seksual,"katanya.
Sebagai penerima bantuan jaminan sosial sejak 2007, dia hanya mampu menyewa kontrakan senilai 1.500 dollar Honkong atau Rp 2.6 juta.
Namun, tempat itu hanya digunakan untuk menyimpan barang-barang pribadi karena ada banyak kecoa dan serangga lainnya.
Pada 2015, seorang perempuan tunawisma ditemukan tewas di gerai McDonald's di Kowloon Bay.
Perempuan berusia 50 hingga 60 tahun itu ditemukan terjatuh dari meja di pojok restoran yang sepi. Sementara, pelanggan lainnya tidak menyadari perempuan tersebut telah tewas.
Kasus ini menimbulkan kekhawtiran di kalangan lembaga sosial karena kurangnya dukungan bagi tunawisma.
Pemerintah Hongkong akan menggelontorkan dana senilai 1 miliar dollar HK atau Rp 1,7 triliun untuk subsidi yang diperlukan guna membangun tempat penampungan.
"Pemerintah harus berhenti mengandalkan kelompok sosial dan menyesuaikan diri dengan membangun rumah susun untuk sosial. Paling tidak 10.000 rumah susun akan dibangun," kata Sekretaris Keuangan Honkong Paul Chan Mo-po.
SHIOULAR.COM
Terima Kasih ..
JUMLAH TUNAWISMA HONGKONG YANG BERMALAM DI MCDONALD''S TERUS BERTAMBAH ..
FENOMENA KEHADIRAN MCSLEEPER, TUNAWISMA YANG MEMILIH BERMALAM DI MCDONALDS, DI HONGKONG.
SHIOULAR.COM - Jumlah tunawisma di HongKong yang menghabiskan malam di restoran siap saji 24 jam , McDonald's, meningkat 50 persen dalam tiga tahun.
Dilansir dari SCMP, Minggu (4/3/2018), Organisasi Komunitas Sosial (SocO) menyebutkan, ada 384 orang yang tidur di Mcdonald's, lebih banyak dibandingkan 2015 sebenyak 256 orang.
McSleepers, sebutan bagi warga yang tidur di McDonald's, mencari penampungan untuk bermalam di restoran asal Amerika Serikat itu di seluruh kota.
Surver dari SoCO menunjukkan, sekitar 13 perempuan juga menjadi bagian kelompok orang yang menjadi bagian kelompok orang yang menjadi Mcsleepers.
Mereka menganggap bermalam di gerai restoran siap saji lebih aman. Alasan lainnya, restoran juga menyediakan pendingin udara dan bersih.
Seorang perempuan berusia 48 tahun yang tidak mau disebutkan namanya mengaku telah tidur di McDonald's cabang Hung Hom sejak 2016.
Dia meninggalkan tempat penampungan yang dijalankan oleh lembaga amal di Wan Chai, setelah masa tinggalnya melebihi tiga bulan.
"Saya tidak ingin tinggal disana. Ada banyak perundangan, pencurian, dan pelecehan seksual,"katanya.
Sebagai penerima bantuan jaminan sosial sejak 2007, dia hanya mampu menyewa kontrakan senilai 1.500 dollar Honkong atau Rp 2.6 juta.
Namun, tempat itu hanya digunakan untuk menyimpan barang-barang pribadi karena ada banyak kecoa dan serangga lainnya.
Pada 2015, seorang perempuan tunawisma ditemukan tewas di gerai McDonald's di Kowloon Bay.
Perempuan berusia 50 hingga 60 tahun itu ditemukan terjatuh dari meja di pojok restoran yang sepi. Sementara, pelanggan lainnya tidak menyadari perempuan tersebut telah tewas.
Kasus ini menimbulkan kekhawtiran di kalangan lembaga sosial karena kurangnya dukungan bagi tunawisma.
Pemerintah Hongkong akan menggelontorkan dana senilai 1 miliar dollar HK atau Rp 1,7 triliun untuk subsidi yang diperlukan guna membangun tempat penampungan.
"Pemerintah harus berhenti mengandalkan kelompok sosial dan menyesuaikan diri dengan membangun rumah susun untuk sosial. Paling tidak 10.000 rumah susun akan dibangun," kata Sekretaris Keuangan Honkong Paul Chan Mo-po.
SHIOULAR.COM
Terima Kasih ..
Tidak ada komentar