Breaking News

Putri Kembar Yang Malang

Putri Kembar Yang Malang

 Cerpen Karangan: 
Kategori: Cerpen Dongeng (Cerita Rakyat), Cerpen Nasihat
Lolos moderasi pada: 15 April 2017

 Alkisah, di sebuah kerajaan yang terkenal makmur dan sejahtera, di bawah naungan raja yang adil dan bijaksana telah didirikan sebuah istana, istana tersebut sangat indah, jalan setapak menuju sana dihiasi permadani mewah, dindingnya tersusun atas tujuh lapisan berlian termahal di dunia. Istana tersebut ditinggali oleh, raja, permasuri serta kedua putri cantiknya yang kembar. Putri Vianika dan Putri Sheravina, meskipun wajahnya begitu mirip, tetapi sifat keduanya sungguh berbeda, Putri Vianika, adalah sosok putri jelita yang sangat suka petualang, jiwanya ialah jiwa pemberani dan tangguh, ia sering menembus hutan belantara, membunuh orang yang semena-mena dan selalu menciptakan kedamaian untuk rakyat, ia juga terkenal kedermawanannya sehingga rakyat sangat menyukainya. Berbeda, dengan Putri Sheravina yang lebih suka tinggal di istana, Putri Sheravina menyukai hal-hal kewanitaan pada umumnya, berdandan, menari dan bermain dengan putra-putri saudagar kaya yang sama kayanya dengan keluarganya. Raja dan ratu sangat menyukai putri Sheravina, apapun mereka lakukan untuk membahagiakan putri ini.

“Vianika, jangan pergi! Ayah dan ibu pasti akan marah jika tahu kau meninggalkan istana,” Sheravina menarik tangan Vianika ketika kembarannya itu hendak meninggalkan istana. “Ini penting Sheravina, aku harus menyelamatkan kehidupan, warga penguin di sana pasti akan mati disihir penyihir jahat itu jika aku tak mencegahnya,” ungkap Vianika tidak memedulikan perkataan kembarannya. “Baiklah, aku ikut, setidaknya kita akan dimarahi bersama Vianika, aku sudah tidak kuat jika melihat kau dimarahi terus dengan ayah,” Sheravina berkata yakin meskipun ia sebenarnya takut jika harus pergi dari kerajaan. Vianika pun segera menarik tangan Sheravina, mereka meninggalkan kerajaan secara sembunyi-sembunyi.

 Keesokan harinya, semua yang ada di istana mendapat berita buruk, bahwa kedua putri kembar itu hilang dari rumah, raja memerintahkan empat pasukan khusus sekaligus untuk mencari mereka dalam empat arah di sekitar kerajaan.

“Istriku, sudah kubilang jangan memanjakan mereka, lihat mereka jadi seperti ini akhirnya, tidak takut dengan ayahnya,” ucap Raja, “maafkan dinda kanda, dinda tidak habis pikir jika mereka akan melakukan ini,” ucap permaisuri.
“Bagaimana kalian ini? Mengurusi dua anak perempuan saja tidak bisa, benar saja Tuhan tidak menganugerahkan kepada kalian seorang putra,” ibu suri datang dengan marah-marah. “Di mana pun tempat mereka ditemukan akan segera kuhancurkan, aku bersumpah itu, dan siapapun yang menahanku aku akan membunuhnya,” baginda bersumpah dengan kemarahan yang terbakar, perkataan ibu suri itu sungguh menyulutkan api kemarahannya, perkataan itu secara tidak langsung telah menurunkan harga diri raja. 

Tiga hari setelah kejadian itu, prajurit istana menemukan dua putri kembar raja, mereka ditemukan di daerah selatan kerajaan sekitar 25 km dari istana, Sheravina dan Vianika berusaha untuk melarikan diri, namun dua prajurit yang menyamar sebagai dua orang yang minta tolong sebelumnya itu berhasil menangkap dua putri itu. Tetapi, beruntunglah mereka telah berhasil menyelamatkan kehidupan warga penguin yang tinggal di sana, kemarin mereka dengan beraninya melawan penyihir jahat, akhirnya dengan segenap kekuatan dari kerajaan yang mereka satukan berhasil melenyapkan penyihir jahat itu, namun sebelum penyihir itu lenyap penyihir itu sempat berkata, “daerah ini tetap akan lenyap meskipun tidak dengan tanganku sendiri, karena daerah ini telah terkutuk semenjak ribuan abad yang lalu,” namun kedua putri itu tidak menghiraukan penyihir itu sama sekali. 

“Ibunda,” Sheravina memeluk ibundanya ketika mereka dipertemukan di istana, sementara baginda raja hanya menatap mereka dengan dua bola mata yang tidak bisa diartikan, “ibunda, Sheravina baru saja menyelamatkan kehidupan di daerah itu, bersama Vianika juga, benar kata Vianika, petualangan itu menyenangkan, Sheravina senang sekali,” Sheravina mengungkapkan kepada ayah dan ibunya, putri polos itu tidak tahu ini akan menjadi salah satu bencana bagi kembarannya. 

Setelah Sheravina dibujuk ibundanya untuk beristirahat, raja mendatangi putri Vianika, “sudah puas kau mempengaruhi kembaranmu? Lihat Sheravina yang polos telah berubah karenamu, ayah tahu kau yang telah mempengaruhi Sheravina agar mau pergi dari sini, iya kan?” Teriak raja pada Vianika, “cukup ayah, cukup! Aku tak tahu apa salahku hingga ayah begitu membenciku, apapun yang kulakukan tidak pernah benar di mata ayah, meskipun aku yang sekarang seperti Sheravina ayah pasti juga akan menghinaku sebagai perempuan lemah, ayah tidak tahu aku seperti ini karena ayah, aku hanya ingin ayah bangga memiliki anak sepertiku, banyak orang yang kutolong, aku melakukan kebaikan pada siapapun pada rakyat dan juga orang miskin, mereka mengenalku sebagai anak ayah, dan mereka menganggapk bahwa rajanya memanglah terbaik, hingga masyarakatnya makmur, tetapi mereka tidak tahu siapa rajanya yang sesungguhnya, rajanya adalah sosok yang tak bisa berlaku adil, rajanya memilih kasih pada satu orang yang selalu ia anggap benar, terima kasih ayah,” Vianika mengatakan dengan sedikit terisak lalu ia pergi dari hadapan raja, raja semakin marah, ia tersulut kemarahan hingga tidak sadar apa yang telah ia lakukan, bahkan ucapan anaknya itu tidak menyadarkannya malah membuat api kemarahannya berkobar. 

Hati nurani raja tidak lagi bersih, ia jadi teringat pada sumpahnya dan akan segera menjalankannya, hari ini ia pergi ke daerah dimana Sheravina dan Vianika menyelamatkan kehidupan di sana. “Aku akan menghacurkan daerah itu,” tekad raja dengan banyak pasukan di belakang. Vianika yang mendengar kabar itu segera meninggalkan istana membawa kudanya. Vianika datang disaat yang tepat, ketika prajurit hendak menyerang penguin di sana. “Cukup Raja! Cukup! Cukup aku yang kau benci, jangan lampiaskan kemarahanmu kepada mereka. Kasihani mereka Raja, mereka juga rakyatmu yang ingin kau kasihi, aku tahu kau adalah raja yang adil, untuk itu kau pasti adil juga terhadap binatang,” ungkap Vianikka, Raja semakin kesal terhadap ulah putrinya yang dianggapnya berani menentang ayahnya sendiri dan menjadi pahlawwan kesiangan itu. “Lanjutkan! Ini sumpahku dan takkan ada yang bisa menggoyahkanku, pergi atau kau akan mati,”
“Aku menyelamatkan mereka dari penyihir itu melalui kekuatan darimu, aku tidak mungkin membiarkan mereka kau serang di hadapanku, aku rela kau maki-maki, kabur dari istana dan menentangnu demi mereka. Sekalipun nantinya kau tak mengakuiky sebagai anak setidaknya biarkan mereka hidup,” 

“Serang gadis ini!” Perintah Raja, prajurit pun kebingungan mereka tak mungkin menyerang putri kerajaan, “serang!” Tegas raja, akhirnya perlahan prajurit pun menyerang putri, Vianika yang dibekali ilmu perang yang kuat bisa menuntaskan mereka, “aku tak pernah menentang ayah, untuk itu aku bersumpah tidak akan melawan jika ayah yang menyerangku, aku ingin menuju nirwana tanpa menyakiti hati siapapun, aku siap ayah!” Ketika itu Raja pun maju dan menusukkan pedang pada putrinya itu, sementara para prajurit menyerang desa penguin itu. 

Melihat itu, ibunda dan sheravina menangis tersedu-sedu, begitupun raja, “ayah, mengapa kau setega itu dengan Vianika? Vianika anakmu ayah! Seharusnya kau bangga mempunyainya, banyak orang yang memujinya ia berani tangguh dan jiwa penyelamat. Aku saja bangga ketika ikut menyelamatkan nyawa warga ini ketika bersama Vianika, mereka menjadikanku dan Vianika ratu, menjamuku dan ramah padaku. Tapi apa yang kau lakukan pada mereka kau melenyapkan mereka. Kau memang kejam raja, kejam!” Sheravina tidak kuat melihat itu, raja akhirnya sadar, ia melihat sehravina anak kesayanganya terluka itu pun juga ikut terluka, ternyata Sheravina benar, Vianika adalah putri yang patut dibanggakan bukan malah dicaci maki sperti itu dan dibunuh oleh tangannya. Raja menyesali perbutannya namun ia tidak bisa berbuat apa apa hanya melihat putri tangguh itu tak berdaya dan warga penguin yang lenyap. 

SELESAI 

 Hikmah yang dapat diambil adalah kita tidak boleh bertindak sebelum berpikir konsekuensi. Kita tidak boleh egois, tidak boleh semena-mena. Kita tdk boleh mengambil keputusan ketika marah. Kita harus memecahkan dengan kepala dingin.

Tidak ada komentar