Angola Kepincut Kereta Made in RI, Mau Pesan 10 Unit
Direktur Utama INKA Budi Noviantoro mengatakan, saat ini telah terjadi komunikasi yang intens agar pembelian kereta ini bisa terealisasi.
"Angola intens ini Pak Dubesnya, dia pengin beli 10 kereta seperti KRL Jabodetebek. Satu trainset 3 kereta sebetulnya, ini nanti besok kita tidak lanjuti, termasuk minta bantu men-setup workshop dia yang baru tapi tidak operasi," kata Budi di Kementerian BUMN Jakarta, Senin (19/8/2019).
Dia menuturkan, Angola menginginkan kereta INKA bisa rampung Mei 2020. Itu merupakan hal yang sulit bagi INKA karena pembuatan kereta paling tidak memakan waktu 18 bulan.
"Cuma pertanyaannya, dia minta satu trainset Mei 2020 selesai, ya nggak mungkin, buat kereta berpenggerak paling cepat 18 bulan. Tambah perjalanan 1 bulan. Ini diskusi buat Pak Dubes," jelasnya.
Dia menuturkan, banyak negara Afrika membutuhkan kereta. Namun, karena banyak faktor, pembelian tidak bisa dilakukan.
Menurutnya, untuk mengatasi ini maka INKA bersama BUMN lain menawarkan skema build operate transfer (BOT). Artinya, perusahaan tidak langsung menjual barang ke Afrika tapi investasi di sana. Khusus Angola, kemungkinan yang terjadi ialah beli putus.
"Begini prinsipnya, kalau punya komoditas barang yang banyak masuk, mungkin skema BOT, tapi kalau dia punya uang jual putus, sarana saja. Angola kayaknya punya dana, beli putus," tutupnya.
Simak Video "INKA: Nggak Ada LRT Mogok Lagi"
(hns/hns)
Tidak ada komentar