Disangka Bengkak Biasa, Ada 526 Gigi Bersarang di Rahang Kanan Bocah Ini
Jakarta - Orang tua Ravindranath tak menyangka kondisi puteranya yang kini berusia 7 tahun. Dikutip Daily Mail dari Times of India, bengkak pada rahang kanannya diakibatkan 526 gigi yang bersarang di areal tersebut bagian atas.
"Kami sebetulnya sudah membawanya ke rumah sakit umum untuk diperiksa. Tapi dia tidak bisa duduk tenang, hingga akhirnya pemeriksaan tidak dilanjutkan. Kami juga berpikir dia masih kecil," kata S Prabudoss ayah dari Ravindranath.
Menurut ayahnya, bengkak pada rahang kanan Ravindranath telah terjadi sejak usia 3 tahun. Orangtua awalnya menganggap sebagai gejala gigi busuk seperti anak lainnya. Namun, bengkak makin besar hingga Ravindranath dirujuk ke Saveetha Dental College.
"Operasi tidak mungkin lagi dihindari. Namun kami tidak membuka tulang rahang dari samping yang akan meninggalkan lubang. Kami menggali dari atas untuk memindahkan kantong yang berisi gigi-gigi kecil tersebut," kata Kepala Departemen Bedah Oral dan Maxillofacial yang juga memimpin operasi Dr Senthilnathan.
Selain memindahkan kantong, operasi selama 5 jam tersebut juga berhasil mempertahankan gigi nomer 21 yang masih sehat. Dengan keberhasilan ini, Ravindranath tidak perlu melakukan operasi rekonstruksi rahang. Ravindranath sendiri terlihat senang usai operasi karena tidak lagi merasa sakit gigi.
Menurut Kepala Bagian Pathologist Maxillofacial Dr Prathibha Ramani, kondisi yang dialami Ravindranath disebut compound composite odontoma. Menurut Dr Ramani yang ikut serta dalam penanganan hingga selesai, kondisi Ravindranath tergolong rangka. Dalam kondisi ini tiap gigi punya mahkota, akar, dan lapisan pelindung seperti gigi normal lainnya.
"Ukuran gigi dalam compound composite odontoma bervariasi 0,1-15 milimeter. Gigi ini terlihat seperti mutiara dalam tiram. Kami sebelumnya tidak pernah melihat begitu banyak gigi dalam 1 tempat," kata Dr Ramani.
Keberhasilan operasi Ravindranath tidak bisa hanya dipandang sebagai tujuan akhir tindakan medis. Keberhasilan ini menjadi pengingat pentingnya memperhatian kesehatan gigi sejak usia anak. Masyarakat juga harus sadar pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Kondisi Ravindranath mungkin tidak akan berulang, namun peluang tak bisa dipastikan 100 persen. Hingga saat ini tidak ada penyebab pasti compound composite odontoma. Dokter hanya menyebutkan faktor risiko dari radiasi perangkat elektronik dan masalah genetik.
"Ravindranath sempat mengalami biopsi karena dikira mengalami tumor. Hasil memang hanya menunjukkan pertumbuhan gigi yang tidak normal. Namun mungkin saja ada masalah genetik, apalagi kita tidak bisa mengawasi faktor lingkungan," kata Dr Ramani.
Menurut Dr Ramani, sebuah studi pernah dilakukan terhadap 250 orang terkait dampak radiasi perangkat elektronik. Hasilnya, sekitar 10 persen mengalami perubahan intri sel yang bisa berdampak pada perbanyakan sel. Perbanyakan terkontrol mungkin tidak menimbulkan masalah, namun berbeda dengan yang tidak terkontrol dan berisiko mengakibatkan munculnya gangguan. Dengan adanya kasus Ravindranath, Dr Ramani berpendapat mungkin studi harus dilakukan kembali dalam skala lebih besar untuk mencegah munculnya gangguan serupa.
Tidak ada komentar