Breaking News

Keseringan Tidur Siang Bisa Jadi Gejala Alzheimer

Sering tidur siang bisa jadi gejala penyakit otak. (Foto: thinkstock)


Jakarta - Seiring bertambahnya usia, hari libur dan waktu tidur yang panjang menjadi sebuah kemewahan ketika bisa kita dapatkan. Tidur siang menjadi hadiah karena terkadang kita sangat lelah dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Meski tidur siang adalah hal yang sangat menyenangkan, peneliti menemukan bahwa keseringan tidur di siang hari karena kurangnya kualitas tidur pada malam hari bisa menjadi gejala masalah memori dan merupakan tanda penyakit Alzheimer.

Dalam riset dipublikasikan dalam jurnal Alzheimer's and Dementia menunjukkan orang yang terkenal Alzheimer akan mengalami gangguan tidur di malam hari karena neuron di bagian otak tertentu mengalami penyusutan.

Karena tak tidur nyenyak, pengidap Alzheimer akan cenderung lebih sering tidur di siang hari. "Tidur siang saja secara signifikan terkait dengan tingkat TAU yang tinggi," tutur peneliti utama, Lea T. Grinberg, MD, PhD, mengutip Science Daily.

Protein TAU yang berada pada otak berfungsi untuk menstabilkan mikrotubulus. Sayangnya pengidap Alzhemeir memiliki TAU yang menumpuk pada otak dan menghancurkan sel-sel otak lainnya secara perlahan.

Studi ini juga menemukan bahwa individu dengan Alzheimer mengalami perubahan suasana hati, dan mengalami kecemasan dan depresi. Mereka juga menderita kurang tidur yang berkualitas dan gangguan tidur.

"Orang-orang dengan peningkatan patologi tau sebenarnya tidur lebih banyak di malam hari dan lebih banyak tidur di siang hari, tetapi mereka tidak mendapatkan kualitas tidur yang baik," tambahnya.

Tidur sangat penting bagi tubuh kita namun terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur dapat menyebabkan masalah. Karena itu, kita harus mulai merawat diri sendiri yang dimulai saat ini sehingga kita akan menjadi lebih sehat dalam jangka panjang.



Tidak ada komentar