Breaking News

Lika-Liku Asmara 'Aktris' Gangbang Garut Dua pemeran video gangbang Garut pernah berstatus suami-istri. Bagaimana perjalanan kisah cinta mereka?

Pria berkulit putih itu kini tampak tidak berdaya. Tubuhnya begitu kurus, tatapannya kosong dan bicaranya pelan agak terbata-bata. Hampir seluruh aktivitas sehari-hari lelaki itu dibantu ibunya. Separuh tubuhnya sudah mati rasa dan menyebabkan dirinya tak bisa berjalan.

Lelaki tersebut itu adalah Asep Kusmawan alias Rayya, yang sebelumnya berprofesi sebagai pengelola salon dan master of ceremonies (MC) di panggung-panggung dangdut di Kota Dodol, Garut, Jawa Barat. Sosoknya menjadi viral lantaran video gangbangdirinya, mantan istri, dan dua orang pria lain beredar di media sosial Twitter beberapa waktu lalu.


Saat ditemui SHIOULAR, di rumahnya, Kamis, 15 Agustus 2019, duda beranak satu itu sedang duduk. Tubuhnya hanya bersandar kepada saudaranya yang sedang mencukur janggutnya yang mulai lebat. “Ya nggak sakit, sih. Cuma jadi lemes. Sudah begini hampir tiga bulan,” kata Rayya saat ditanya tentang kondisi kesehatannya.
Pria yang punya hobi menyanyi ini menceritakan sakit yang dialaminya tersebut mulai terasa saat pulang kerja dari salon miliknya. Saat bangun tidur, kakinya terasa kaku dan sulit digerakkan.




Rayya ini jago goyang kalau di panggung. Makanya kita pakai dia.”
Ibunda Rayya, sebut saja namanya Imas, kepada SHIOULAR, mengatakan tiga bulan menjelang bulan Ramadhan tahun ini anaknya mengeluh sakit. Rayya bahkan sempat dirawat selama tiga bulan di rumah sakit. Setelah menjalani proses diagnosis dan pemeriksaan darah, dokter tidak menemukan sumber penyakitnya. Kebetulan, memasuki bulan Ramadhan, kondisinya mulai membaik dan diperbolehkan pulang.
Namun penyakit pria kelahiran 14 September 1988 itu kambuh sekitar dua pekan setelah Lebaran. “Kata dokter, kondisi Rayya mah normal. Tapi yang saya lihat, dia itu stroke karena setengah badan nggak bisa gerak, terus penglihatannya juga kabur. Sekarang ini kondisinya kaya kembali ke anak usia 2-3 tahun. Pokoknya kalau ditinggal sedikit manggil, Mah... Mah.... Jadi nggak bisa ditinggal,” ujar Imas.
Dikatakan Imas, anaknya, yang punya ijazah program Kejar Paket C yang setara SMA, itu sudah lama menggeluti urusan poles-memoles wajah dan rambut perempuan. Sebelum buka salon sendiri, Rayya sempat bekerja di Salon Elizabeth, Garut. Setelah mahir, dia buka salon berkongsi dengan kakaknya di Jalan Mandalagiri. Namun salon itu hanya bertahan empat tahun. Seretnya bisnis salon membuat Rayya nyambi sebagai MC di Wara Wiri Entertaiment. Aktivitas tersebut dilakukan saban hari Minggu.

SHIOULAR mencoba menghubungi pemilik Wara Wiri Entertainment untuk mengkonfirmasi hal tersebut. Pemilik yang enggan disebutkan namanya itu mengakui Rayya bekerja di perusahaan miliknya. Namun bukan sebagai MC tetap. "Cuma cabutan saja. Karena Rayya juga suka main sama grup lain. Bukan hanya di Wara Wiri,” kata pria tersebut. 


Rayya dikenalnya sejak 11 tahun silam. Perkenalan tersebut terjadi lantaran keduanya sama-sama punya hobi menyanyi. Namun Rayya terlibat dalam bisnis hiburannya baru tiga tahun belakangan. Dia  memberi bayaran kepada Rayya Rp 150 ribu setiap kali manggung.
Pemilik Wara Wiri Entertainment itu mengakui totalitas Rayya dalam bekerja. Kinerja Rayya terbilang memuaskan. Apalagi Rayya punya kemampuan plus selain kemampuan berbicara di atas panggung, yakni pandai bernyanyi sekaligus jago joget. “Rayya ini jago goyang kalau di panggung. Makanya kita pakai dia,” ujarnya.




Sementara itu, VA diketahui aktif di grup panggung hiburan yang beralamat di Bojong Salam, Garut. Saat disambangi SHIOULAR, pemilik grup hiburan itu mengakui memang mempekerjakan VA sebagai biduan untuk berbagai pentas dangdut.   
“Kalau dari penampilan panggung, dia bukan tipikal penyanyi yang abrag (tidak senonoh). VA itu kalau nyanyi kalem dan anggun. Makanya kita selalu pakai saat acara hajatan atau nikahan saja.  Kalau penyanyi yang lain kan goyangnya vulgar,” begitu kata pemilik grup hiburan tersebut sambil memohon tidak disebutkan identitas diri serta nama grupnya.


Sebagai biduan freelance, VA hanya manggung jika ada orderan dari grup hiburan tersebut. Bayaran sekali manggung berkisar Rp 200 ribu. Rayya berperan memasukkan VA dalam grup tersebut melalui kenalannya yang juga pemain organ grup itu. Karena grup itu sedang butuh tambahan personel, akhirnya VA pun diterima sebagai penyanyi.
Panggung lomba nyanyi menjadi saksi perkenalan Rayya dengan VA. Rayya menuturkan mereka bertemu dalam lomba nyanyi saat acara Agustusan pada 2016. Dari pertemuan itu, buih cinta pun berkembang. Rayya, yang berstatus duda satu anak, dan VN, yang janda satu anak, lantas berpacaran. Tiga bulan kemudian keduanya memutuskan menikah secara siri pada 31 Maret 2017. 
Baru beberapa bulan, gonjang-ganjing menerpa rumah tangga mereka. Keduanya pun pisah ranjang enam bulan pascapernikahan lantaran VA memilih pulang ke rumah ibunya di Tarogong Kidul, Garut. Hanya beberapa saat pisah ranjang, dua sejoli ini kembali bertemu. Bukan untuk rujuk, melainkan melakukan hubungan intim dengan mengundang sejumlah pria lain untuk turut serta.

Kedua belah pihak mengelak jika dianggap sebagai pencetus kegiatan seks massal itu. Menurut Rayya dan keluarganya, aksi bertarif Rp 600-700 ribu per sekali kencan itu adalah inisiatif VA. “VA yang nyuruh. Kan dia bilang, 'Ya biarin sama siapa juga. Yang penting mah kan uang.' Jadi VA saat itu memang butuh uang untuk bayar cicilan motor dan kebutuhan lain,” terang Rayya.

Sementara itu, VA, saat ditemui di Polres Garut, Kamis, 15 Agustus, lalu, justru mengatakan yang mengajak adalah Rayya. VA menyatakan tidak tahu-menahu berapa tarif yang dipatok mantan suaminya dalam hubungan threesome dan gangbang. Dia hanya mengakui, setelah berkencan, Rayya memberinya uang Rp 500 ribu,




Bahkan, menurut ibu kandung VA, sebut saja Nurlina, hubungan seks yang direkam itu dilakukan anaknya karena ada tekanan dari Rayya. “Bahkan saya tahu anak dijual ketika saya dibawa ke Polres untuk mendampingi. Saat di kantor polisi, anak saya bilang tidak di-booking atau apa. Dia bilang dijual sama suami waktu masih bersama,” ujar perempuan paruh baya tersebut
Awalnya saya mengadu itu ingin keadilan untuk anak saya. Tapi kok akhirnya malah begini."
Nurlina mengaku tahu video tersebut dua minggu sebelum penangkapan. Rayya mengiriminya tangkapan layar video via aplikasi WhatsApp. Nurlina tidak percaya begitu saja. Berikutnya dia menerima kiriman video asli. Saat itu pula Nurlina berencana melaporkan kejadian itu kepada kerabatnya yang kebetulan seorang polisi di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Namun kerabatnya itu memberi saran sebaiknya dilaporkan ke Polsek Garut.

















“Akhirnya saya melaporkan ke Polsek Garut. Nah, dari Polsek Garut, saya diarahkan untuk ke Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Polres Garut. Namun laporan itu belum bisa ditanggapi karena berkasnya kurang lengkap. Setelah itu, saya pasrah saja, tapi tahu-tahu anak saya dijemput polisi di rumah,” bebernya. Dia sangat menyayangkan jika anaknya yang justru dijadikan tersangka, bukan korban. “Awalnya saya mengadu itu ingin keadilan untuk anak saya. Tapi kok akhirnya malah begini,” ujar Nurlina sambil menangis


Nurlina menyebut selalu mendampingi VA jika sedang ada orderan manggung, baik siang maupun malam, sejak anaknya itu bercerai. VA memang punya hobi menyanyi sejak duduk di bangku kelas I sekolah menengah pertama. Setelah lulus SMP, dia tidak melanjutkan sekolah, tapi memilih menekuni kegiatan bernyanyinya dari panggung ke panggung.
"Saat menikah dengan Rayya, suaminya malah melarang VA manggung. VA hanya disuruh fokus menjaga anak kandung Rayya. Begitu bercerai, VA malah disuruh melayani seks pria lain lewat hubungan threesome," ujar Nurlina.




Tidak ada komentar