Breaking News

MUTILASI SALES CANTIK KARAWANG

Nindya dan Sepucuk Surat Pamit ke Suami

Apa sebetulnya motif Holil membunuh dan memutilasi istrinya, Nindya? Benarkah isu perselingkuhan memicu konflik rumah tangga mereka?

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau saya tidak ingat anak, sudah saya bunuh, tuh, istri saya.” Suatu malam Muhamad Holil bin Entong, 23 tahun, menumpahkan keluh kesah tentang kehidupan rumah tangganya. Ia mendatangi para tetangga yang sedang nongkrong di pos ronda dalam kondisi habis dipukuli istrinya. Terlihat benjolan pada kepala Holil.

“Itu sekitar sebulan lalu. Dia curhat sambil membawa minuman. Nggak tahu, ya, minuman dari mana,” kata Kusnadi, salah seorang tetangga Holil di Dusun Sukamulya RT 04 RW 05, Desa Telukjambe, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, kepada SHIOULAR, Rabu, 13 Desember 2017

Kusnadi tidak menyangka Holil akhirnya benar-benar tega membunuh istrinya, Siti Saidah alias Nindya alias Sinox, 21 tahun, di rumah kontrakan mereka, Senin, 4 Desember, malam. Tidak hanya itu, Holil memotong-motong, membuang, dan membakar mayat Nindya. Pembunuhan itu diungkap jajaran Polres Karawang sekitar seminggu setelah kejadian.

Holil pun telah mengakui perbuatan tersebut dan ditetapkan sebagai tersangka. Pemuda asal Bogor, Jawa Barat, itu dikenai pasal tentang pembunuhan berencana dan terancam hukuman seumur hidup atau maksimal hukuman mati.
Kusnadi melanjutkan, bukan hanya sekali itu Holil bercerita mendapat omelan serta perlakuan kasar dari istrinya saat bertengkar. Namun Holil memilih tidak membalas. “Holil itu sifatnya memang pendiam,” ujar Kusnadi.


Untuk keperluan anak, Holil-lah yang selalu mengurus, mulai makan, buang air besar, hingga menjemput ke rumah tetangga bila dititipkan. Tidak hanya itu, menurut tetangga yang lain, Aam, Holil jugalah yang mengerjakan urusan rumah. “Nyuci baju dan piring itu semua suaminya,” tutur Aam kepada SHIOULAR.

Selain perbedaan sifat, keributan pasutri itu sering dipicu oleh gaya hidup Nindya yang membuat Holil merasa pening. Holil, yang hanya bekerja sebagai office boy di perusahaan swasta di Karawang, merasa tidak mampu menuruti keinginan-keinginan istrinya tersebut.

Nindya diketahui gemar naik sepeda motor sport. Ia membeli sepeda motor Kawasaki Ninja. Motor itu ingin ia jual untuk dijadikan uang muka (down payment) pembelian kendaraan roda empat. Namun Holil merasa keberatan karena gajinya kecil dan masih banyak cicilan yang harus dibayar.
“Suami itu kan gajinya kecil. Terus kan kredit motor ada dua, satu Vario, yang satu Ninja. Si Holil curhat ke saya, ‘Saya pusing banyak cicilan,’” tutur Aam

Sebetulnya Nindya bukan hanya mengandalkan nafkah dari suaminya. Sebelum menikah dengan Holil, Nindya bekerja di sebuah perusahaan di Semarang, Jawa Tengah. Perempuan asal Pati, Jawa Tengah, itu berkenalan dengan Holil melalui media sosial Facebook. Keduanya lantas bertemu di Taman Lele Bandengan, Semarang, pada 2014


Sempat menjalani pacaran jarak jauh, Holil datang ke Pati untuk melamar Nindya pada 2015. Karena Holil bekerja di Karawang, setelah menikah akhirnya Nindya pun mengikuti suaminya dan menjalankan bisnis jual-beli online.
Karena sering mengirim barang melalui perusahaan jasa pengiriman Tiki di dekat kontrakannya di Karawang, Nindya pun akhirnya melamar di tempat tersebut pada 2016. Namun Nindya hanya bertahan selama dua bulan di Tiki karena hamil.

Bersama Pandu, rekan kerjanya di Tiki, Nindya pernah berkolaborasi berjualan takjil pada Ramadan 2016. Keduanya juga berjualan jagung susu keju. Namun usaha itu hanya bertahan tiga bulan karena Nindya mengaku ingin fokus pada kelahiran anaknya di Jawa.

Setelah melahirkan, Nindya kembali ke Karawang dan mengontak Pandu untuk minta dicarikan pekerjaan. Sempat ditolak melamar di sebuah restoran karena dilarang membawa anak saat bekerja, Nindya tahu-tahu memberi kabar telah bekerja di Meikarta, dengan menawarkan apartemen.

“Pas 2 Desember 2017, saya ngehubungin Nindya lagi, ‘Nin, mau beli sepatu nggak? Kan lu dulu sering jual-beli online, tuh?’ ‘Ah, gua jualan apartemen Meikarta saja susah,’" kata Pandu saat ditemui SHIOULAR.

Saryadi, ayah Nindya, mengatakan, sejak bekerja di Meikarta, Nindya ingin mencicil mobil. Sebab, gajinya sebesar Rp 5 juta sebulan dirasa sudah cukup untuk membayar angsuran mobil, sehingga Saryadi sangsi anaknya itu dibunuh Holil karena merengek minta dibelikan mobil.

“Dia pernah bercerita mau menjual motornya, kemudian uangnya untuk DP mobil Brio. Nanti cicilannya akan dibayar pakai gaji kerja di Meikarta. Jadi tidak mungkin anak saya minta mobil. Dia bayar sendiri pun bisa," kata Saryadi di rumahnya, Dusun Sridonomulyo, Desa Srikaton, Kecamatan Kayen, Pati, Jumat, 15 Desember.

Saryadi menambahkan, dua sepeda motor di Pati juga dibelikan oleh Nindya, bukan Holil. Karena itu, ia menyayangkan pernyataan Holil tentang mobil. Padahal selama ini keluarganya memandang Holil mempunyai perilaku yang baik.

Justru Saryadi mengungkap rumah tangga anaknya pernah geger karena Nindya menangkap basah Holil tengah berselingkuh. Dari kasus itu kemudian Nindya sempat pulang ke Pati dan membawa anaknya yang baru berumur 7 bulan. Holil kemudian menyusul menjemput dan berjanji akan membina rumah tangga baik-baik.

Perihal perselingkuhan ini juga sempat diceritakan Nindya kepada Pandu. Saat masih kerja di Tiki, Nindya pernah tidak mau pulang dan memilih menginap di kantor karena sedang berantem. Ditanya Pandu apa masalahnya, Nindya menjawab Holil sedang menggoda perempuan lain.

Sepucuk surat yang ditulis Nindya pun menguatkan isu bahwa perselingkuhan mewarnai hubungan mereka. Dalam surat itu, Nindya bilang kepada Holil ingin pulang ke Pati, tapi malu kepada tetangga. Ia khawatir tetangga punya persepsi negatif karena keduanya tak tinggal bareng
“Yah, Bunda pamit saja, ya.... Udah capek ngadepin sifat kamu. Kamu lebih sayang mereka ketimbang aku,” tulis Nindya tanpa disertai kapan surat itu dibuat.

Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Yusri Yunus belum bisa menjelaskan dugaan perselingkuhan tersebut. Namun, yang jelas, dari surat korban itu terbaca bahwa Nindya juga merasa tidak tahan terhadap perlakuan dan sikap suaminya. “Ini masih kita kembangkan lagi untuk memperdalam dan mencari tahu motif utama dari pelaku,” ujar Yusri.


Tidak ada komentar