Mitos-mitos Menyesatkan Soal Seks yang Masih Banyak Dipercaya
Jakarta - Fakta yang mengejutkan dari riset yang dilakukan Durex Indonesia tentang Kesehatan Reproduksi dan Seksual pada 500 remaja usia 18-25 tahun yang belum pernah menikah di Indonesia, bahwa 33 persen di antaranya telah melakukan hubungan seksual di usia 18-20 tahun dan sebagian besar tidak menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom.
"Ini menarik sekali. Betapa mereka sangat minim pengetahuan akan sexual educationnya itu. Ini mencengangkan, jadi kalau mau bilang edukasi seksual itu masih tabu saya rasa ini perlu jadi satu data yang dipertimbangkan. Dan mereka 50 persennya tidak tahu atau tidak menggunakan alat kontrasepsi," papar dr Helena Rahayu Wonoadi, Head of Corporate Social Responsibility, Reckitt Benckiser Indonesia.
Yang lebih mengagetkan lagi, bersamaan dengan fakta tersebut, rupanya riset itu juga mengungkap masih banyaknya mitos soal kesehatan seksual yang dipercaya oleh masyarakat. Apa saja?
1. Ejakulasi di luar vagina jadi solusi menghindari kehamilan
Masih banyak yang menganggap bahwa ejakulasi di luar vagina akan menghindarkan dari kehamilan. Bahkan dalam riset tersebut, ditemukan bahwa 53 persen remaja juga masih mempercayai hal tersebut.
Ditemui beberapa waktu lalu, dr Ardiansjah Dara, SpOG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari RS Jakarta menuturkan bahwa senggama terputus bisa menjadi salah satu upaya mencegah kehamilan. Namun hal ini tak 100 persen efektif, karena pasti tetap ada faktor-faktor yang membuat berpeluang hamil, seperti kontrol pria yang tidak bagus sehingga telat 'mencabut' dan masa subur sang wanita.
2. Penetrasi berdiri tidak dapat menyebabkan hamil
Sebanyak 54 persen remaja merasa bahwa melakukan penetrasi berdiri dapat terhindari dari terjadinya kehamilan. Penetrasi berdiri dianggap tidak dapat menyebabkan hamil karena sperma akan sulit mencapai ovum akibat tarikan gaya gravitasi.
Faktanya, sperma memiliki kemampuan untuk berenang cepat dan bergerak melawan gravitasi. Situs VeryWell Health menyebutkan bahwa seorang wanita tetap bisa hamil apapun posisi seks yang dilakukan dan juga walau ia kencing usai seks.
3. Berciuman dapat menularkan HIV
HIV (Human Imunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Auto Imune Deficiency Syndrome) hanya bisa ditularkan melalui sperma atau darah, hubungan kelamin atau jarum suntik. Pertukaran air liur saat berciuman tidak dapat menularkan penyakit tersebut.
Beberapa waktu lalu, seksolog dr Andri Wanananda MS mengatakan penularan bisa terjadi apabila saat berciuman terjadi 'kontak-darah'. Misalnya ada luka berdarah pada rongga mulut kedua insan yang tengah berciuman dan salah seorang adalah penderita HIV-AIDS, mungkin penularan bisa terjadi.
Sayangnya, masih ada 55 persen remaja yang percaya bahwa berciuman dapat menularkan HIV. Ditambah tiga dari 10 remaja sendiri masih berpikir bahwa melakukan aktivitas sehari-hari bersama pasien HIV dan AIDS juga dapat menularkan penyakit menular seksual.
4. Masturbasi sebelum penetrasi tak sebabkan hamil
Ada 57 persen remaja yang percaya bahwa masturbasi bagi mereka yang laki-laki sebelum berhubungan seksual akan mengurangi kemungkinan hamil. Hal ini dipercayai karena masturbasi akan 'menghabiskan' sperma dan tak menyisakan satupun yang bisa membuat wanita hamil.
Situs BeforePlay.org mengatakan mitos ini sangat menyalahi karena diketahui hanya dibutuhkan satu sperma untuk membuahi sel telur wanita. Sehingga walau sejumlah kecil ejakulasi bisa masuk ke dalam vagina, sudah pasti ada kesempatan untuk kehamilan terjadi.
Tidak ada komentar